ARSIP
ELEKTRONIK
A. Prinsip-Prinsip Dan Pendekatan
Dalam Pengelolaan Arsip Elektronik
Menurut ISO Standard
15489-1 memberikan tiga prinsip berikut dalam program manajemen arsip.
1. Arsip dibuat untuk
keberlangsungan semua aktivitas. Dimulai dari penciptaannya, pemeliharaannya
secara orisinal, factual, secara terintegrasi dan pastinya di lindungi semasa
diperlukanya.
2. Setiap aktivitas memerlukan
bukti prosedur-prosedur kerja yang terkandung pada setiap aturan bagi
penciptaan dan pengkapturan arsip
3. Pembuatan Perencanaan
dalam keberlangsungan aktivitas harus melihat fungsi arsip vital dalam
menjalankannya agar ada analisis resiko untuk menjamin perlindungan dan
pemulihannya.
Ada beberapa
karakteristik pada sistem pengelolaan arsip agar dapat beroperasi secara
efektif dan efisien sebagai berikut :
a. Andal
Sistem pengelolaan arsip harus dapat:
1) Menyeleksi
(capture) secara teratur pada semua aktivitas
arsip.
2) Menyusun
arsip dengan acuan proses kegiatan organisasi.
3) Menjaga
arsip dari perubahan atau penyusutan oleh pihak yang tidak berwenang;
4) Berperan
secara aktif sebagai sumber utama dari informasi tentang kegiatan yang terekam
dalam arsip.
5) menyediakan
akses terhadap semua arsip beserta metadatanya.
b. Utuh Sistem
pengelolaan arsip mesti dilengkapi dengan sarana penanggulangan agar terhindar
dari perubahan, pemindahan atau pemusnahan arsip dari pihak yang tidak
berwenang.
c. Sebanding dengan
peraturan Sistem pengelolaan arsip harus memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan, standar, pedoman dan petunjuk teknis yang terkait.
d. Secara ekstensif Sistem pengelolaan arsip
harus mampu mengendalikan seluruh arsip yang diciptakan organisasi dalam bentuk
corak apa pun.
e. Tersistematik pada Sistem
pengelolaan arsip dari penciptaan,
penyusutan pelaksanaan, pengoperasian harus terstruktur.
B. Pendekatan-Pendekatan Dalam
Pengelolaan Arsip
Terdapat dua pendekatan
utama dalam pengelolaan arsip, yakni pendekatan daur hidup (life cycle) dan kontinum arsip (records continum).
1. Pendekatan Daur Hidup Arsip (Life Cycle)
Pendekatan ini menjelaskan bahwa arsip
mengalami suatu seri bersinambungan dari fase penciptaan, lalu pemeliharaan dan
penggunaan selanjutnya penyimpanan, pemusnahan, penyerahan pada pemerintah
(arsip nasional) berdasar pada penilaian terhadap nilai legal, finansial,
historical dan kurtural.
Didapati aktivitas
penilaian arsip yang bernilai jangka panjang, lalu diakuisisi, diberi informasi
(deskripsi), dipelihara dan disediakan akses bagi umum. Tetapi terkadang pada
fase akhir daur hidup arsip akan mengalami perubahan dan bisa saja akan terjadi
pemanipulasian dan bisa di lacak dan berakhir pada ketidak orisionalan
informasi.
2. Pendekatan Records
Continuum
Records continuum
merupakan salah satu opsi untuk pengelolaan arsip, untuk semua formatnya, yang dikembangkan oleh
para peneliti dari Monash University. Australian Standard AS 3490-1996
mendefinisikan istilah records continum sebagai.” the whole extent of a record’s existence. Refers to a consistent and
coherent regime of management processes from the the time of the creation of
records (and before creation, in the design of recordkeeping systems), through
to the preservation and use of records as archives”
Seluruh eksistensi arsip Merupakan suatu rezim
manajemen arsip yang konsisten dan koheren mulai dari saat penciptaan arsip
(dan bahkan sebelum penciptaan, dalam perancangan sistem pengelolaan arsip),
hingga preservasi dan penggunaan arsip tersebut sebagai arsip statis.
Pendekatan records continum
mempusatkan pada manajemen arsip sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Ia
berpendapat perlunya mengelola arsip dari
perspektif aktivitas-aktivitas yang didokumentasikannya, bukan
memvisualisasikan-nya sebagai tahap-tahap yang berurutan, seperti yang
dianalogikan oleh pendekatan daur hidup.
Pendekatan ini bersifat
fleksibel dan memungkinkan tindakan penilaian dan penyusutan dilakukan kapan
pun diperlukan, di saat awal, saat proses pemeliharaan atau saat sistem
tersebut berakhir atau digantikan. Pendekatan ini juga mengakui bahwa data
kontekstual dan data struktural yang ditambahkan pada dokumen atau arsip
elektronik untuk menjamin kelengkapannya sebagai bukti dari aktivitas yang
perlu dikaptur.
Records continuum melihat arsip dalam empat
dimensi, yaitu sebagai berikut.
a. Penciptaan dokumen – penciptaan arsip atau
dokumen (isi).
b. Penciptaan data
kontekstual dan struktural – penciptaan metadata. Hasil dari proses ini adalah
suatu arsip yang „lengkap‟.
c. Pengkapturan ke
dalam memori korporasi – pengkapturan arsip ke dalam sistem pengelolaan arsip
yang resmi pada penyediaan fasilitas penyimpanan, temu balik dan penggunaan
arsip, umumnya bagi pengguna dalam organisasi yang bersangkutan.
d. Pengkapturan ke
dalam memori masyarakat atau memori kolektif – pengkapturan dan penggunaan
arsip yang dibutuhkan untuk akuntabilitas masyarakat atau referensi.
Pendekatan records
continuum memberikan suatu pendekatan yang terpadu terhadap pengelolaan arsip,
khususnya arsip elektronik, di mana manajemen dan administrasi terhadap arsip
dapat dibagi oleh para pengguna akhir (end user), staf bagian arsip, dan staf
bagian teknologi informasi.
C.
Tekhnik
Pengelolaan Dokumen Secara Manual Dan Elektronik
Proses
pengelolaan arsip elektronik memiliki perbedaan dengan pengelolaan arsip
manual. Menurut Read & Ginn (2011:119) siklus pengelolaan arsip elektronik
terdiri dari: creation and storage, distribution and use, maintenance, dan
disposition.
Adapun
proses atau tekhnik yang dilakukan pada pengelolaan arsip yaitu :
1. Secara
Manual
Sesuai penggolongannya
pengelolaan arsip manual terbagi menjadi dua, yaitu arsip dinamis dan arsip
statis.
Pengelolaan arsip
dinamis meliputi: kaptur, registrasi, klasifikasi, klasifikasi akses dan
keamanan, identifikasi status keamanan, identifikasi status penyusutan,
penyimpanan, penggunaan dan pelacakan, serta pelaksanaan penyusutan.
Pengelolaan arsip statis
ada tiga tahapan yaitu akuisisi, penataan dan deskripsi, serta preservasi.
Akuisisi arsip adalah proses penambahan khasanah arsip statis pada lembaga
kearsipan yang dilaksanakan melalui kegiatan kearsipan yang dilaksanakan
melalui kegiatan penyerahan arsip statis dan hak pengelolaanya dari pencipta
arsip kepada lembaga kearsipan. ( UU No.43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan).
Penataan dan deskripsi
dimaksudkan untuk mengontrol khasanah arsip statis yang dimiliki suatu lembaga
pengelola arsip statis. Terdapat dua jenis kontrol yakni: kontrol administratif
(fisik) akan menjamin bahwa rangkaian; berkas; dan wujud arsip yang menjadi
tanggung jawab lembaga tersebut dapat dicari dan dipergunakan, kontrol
intelektual akan memberikan informasi kepada pengguna mengenai bahan apa yang
disimpan; berkaitan dengan masalah apa dan dimana adanya. (Azmi, 2008:117),
Secara
umum tekhnik pengelolaan manual bisa di gambarkan seperti ini:
2. Secara
Elektronik
Proses arsip elektronik ialah melalui beberapa
tahapan berikut:
a) Tahap
Pemilihan
Harus
diperhatikan dari segi : waktu, kegunaan, Informasi dan penyelamatan. Tergantung
pada kebutuhan yang diperlukan.
b) Tahap
Pemindaian
Pada
prinsipnya pemindaian arsip hanya dapat dilakukan satu kali saja, sehingga
proses pemindaian dilakukan dengat cermat, tepat dan dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan master arsip elektronik.
c) Tahap
Penyesuaian
Penyesuaian nama file dengan mengikuti jenis arsip, fond arsip,
nomor urut daftar, nomor urut arsip dan nomor urut lembar arsip.
d) Tahap
Pendaftaran
Dalam
daftar yang dibuat dicantumkan informasi tentang nomor urut arsip dan
disesuaikan dengan daftar pertelaan arsip (DPA). Informasi tersebut diperlukan
untuk menjamin keaslian dari arsip elektronik yang dihasilkan dan menjaga dari
kemungkinan pemalsuan, karena salah satu ciri arsip yang baik adalah asli dan
autentik tercapai.
e) Tahap
Pembuatan Berita Acara
Dalam
tahap ini adalah pembuatan berita acara proses digitalisasi dari arsip
konvensional kedalam arsip elektronik. Dalam tahap ini mencantumkan penanggung
jawab pelaksanaan dan legalisasi dari pejabat yang berwenang, jenis perangkat
lunak yang digunakan detail dan jenis komputer yang digunakan. (Muhammad
Rosyid, 2009:5).
Proses
dokumen diubah ke elektronik bila digambarkan :
KESIMPULAN
Arsip merupakan aset
yang berharga dan bernilai guna. Sehingga dalam pemeliharaan dan perlindungan
serta pengelolaannya pun mesti di perhatikan dengan seksama atau continue. Demi
menjaga keorisionalannya dan berdaya guna dengan efektif dan efisiensi dalam
aktivitasnya. Maka perlu adanya pendekatan dan tekhnik atau proses yang tepat
pula dalam penanganan arsip terhadap aktivitas yang dilakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Muhammad Rustam. Pengelolaan Arsip Elektronik. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Habiburrahman,
“Penggunaan Perangkat Lunak Dalam
Pengelolaan Arsip Konvensional Dan Elektronik”, JIPI : Jurnal Ilmu Perpustakaan
& Informasi., V. 1 N. 2, 2016
Machsun
Rifauddin, “Pengelolaan Arsip Elektronik Berbasis Teknologi”, Khizanah AlHikmah
: Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan, V.4 N. 2, Juli–Desember 2016.
Komentar
Posting Komentar